Perjalanan
menuju Pantai Watu Karung (WK) tidaklah mudah. Tersembunyi di salah satu titik
sepanjang garis pantai selatan Pacitan (Jawa Timur, Indonesia), Pantai Watu
Karung bisa dicapai dengan sepeda motor ataupun mobil sewaan melalui jalan
berkelok naik turun perbukitan. Satu jam perjalanan terasa tidak ada hentinya,
membuat YogYES bertanya-tanya berapa lama lagi kami akan sampai disana. Bahkan
setibanya di desa bernama Watu Karung, tetap tidak ada tanda-tanda keberadaan
pantai. Dan tiba-tiba muncullah sebuah pelabuhan dengan puluhan perahu kecil di
depan kami. Tempat ini juga menjadi tempat pelelangan ikan para nelayan
sekitar. Namun perjalanan belum berakhir karena surf spots berada
di tempat yang berbeda.
Melewati
jalan sempit dengan rumah-rumah penduduk di kanan kirinya, mendadak sepeda
motor kami terhenti karena tanah tiba-tiba berganti dengan pasir. Di depan sana
sebuah pantai cantik dengan ombak berwarna biru kehijauan membentang. Hamparan
pasir putihnya terasa sangat lembut. Pulau-pulau karang menghiasi lepas
pantainya. Sinar matahari yang bersinar cerah dan langit biru membuat semuanya
semakin sempurna. Pantai Watu Karung adalah nirwana.
Di
balik keindahannya, Pantai Watu Karung ternyata memiliki ombak yang luar biasa.
Dengan tipe reef break dan dasar laut berupa batu karang, pada
saat-saat tertentu Pantai Watu Karung bisa menghasilkan barrel yang
akan membuatsurfer serasa berada di surga. Baik surfer dengan goofy
style maupun naturalbisa berselancar di sini karena Pantai
Watu Karung memiliki ombak kanan dan kiri. Tempat ini juga belum terlalu ramai,
sehingga surfer bisa mengejar ombak dengan leluasa.
Angin offshore biasanya datang pada bulan April - Oktober,
menjadikan bulan-bulan ini adalah saat-saat terbaik untuk bercengkerama
dengan barrel Watu Karung. Tahun 2009 lalu, peselancar top
Indonesia Rizal Tanjung mengajak Bruce Irons, juara Rip Curl Pro Search 2008
untuk menjajal dan membuktikan betapa ombak Pantai Watu Karung adalah ombak
kelas dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar